Menu

Mode Gelap
Tiga Tahun Buron, Dua Tersangka Pembunuhan Diringkus Polres Jember Sebulan Lagi Beroperasi, Mensos Gus Ipul Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo Dusun Sumberlangsep Lumajang Terisolasi Pasca Banjir Lahar Semeru, Warga Terpaksa Berbelanja di Tengah Sungai Curi iPhone di Jember, Sepasang WNA asal Pakistan Dibekuk Polisi Pencurian Kelapa Berujung Penetapan Tersangka, Oknum LSM di Lumajang Tak Bisa Lagi Kabur dari Hukum Pria di Pasuruan Ditangkap Usai Pertontonkan Alat Kelamin di Instagram Live

Lingkungan · 1 Okt 2020 12:01 WIB

TPA Mulai Sesak, Rumah Kompos Dilirik


					TPA Mulai Sesak, Rumah Kompos Dilirik Perbesar

KRAKSAAN-PANTURA7.com, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo mengajak masyarakat memanfaatkan rumah kompos guna menyiasati melimpahnya sampah.

Seruan ini dimaksudkan untuk mengantisupasi agar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak penuh. Aplagi di Kabupaten Probolinggo, jumlah TPA hanya satu titik yang terletak di Desa Seboro, Kecamatan Krejengan.

Kepala DLH Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi mengatakan, dengan jumlah penduduk yang mendekati 1,2 juta jiwa, maka produksi sampah setiap hari mencapai ratusan ribu ton sehari. Asumsinya, perhitungan sampah 0,6 persen dari jumlah penduduk.

“Katakanlah di Kabupaten Probolinggo penduduknya 1 juta jiwa, berarti sampahnya bisa mencapai 600 ton dalam sehari. Jadi sampah itu tidak harus diangkut semua ke TPA semua untuk menjaga kapasitasnya,” kata Dwijoko, Kamis (1/10/2020).

Hingga saat ini, lanjut Dwijoko, pihaknya tetap melakukan pengangkutan sampah ke TPA Seboro dengan sebanyak 50 ton setiap hari. Sebagiannya, diangkut ke bebearpa lokasi rumah kompos yang dimiliki DLH.

“600 ton itu termasuk sampah liar, termasuk sampah yang dibuang ke sungai, sampah yang dibakar oleh warga. Kalau yang kami angkut ke TPA rata-ratanya masih 50 ton per harinya,” jelas mantan Camat Maron ini.

Mantan Kasatpol PP ini menambahkan, DLH sudah memiliki 3 rumah kompos. Ketiganya berada di Pasar Kebonagung, Kecamatan Kraksaan, Pasar Maron Kecamatan Maron, dan di TPA Seboro Kecamatan Krejengan.

“Tapi sampah yang kami angkut ke rumah kompos ini hanya sampah organik saja. Kalau sampah anorganik atau non organik, tetap kami angkut ke TPA. Oleh karenanya sampah yang ada tak semuanya harus dibuang ke TPA,” ujar dia. (*)


Editor : Efendi Muhamad
Publisher : A. Zainullah FT


Artikel ini telah dibaca 26 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Tanggul Kampung Renteng di Lumajang Rusak, Butuh Perbaikan Segera

11 Mei 2025 - 17:13 WIB

Miris! Jalan Rusak di Plalangan Jember Baru Diperbaiki setelah 20 Tahun

10 Mei 2025 - 22:55 WIB

Masuki Musim Pancaroba, Hujan Masih Mengguyur Kota Probolinggo

9 Mei 2025 - 22:18 WIB

GOR A Yani Bakal Dipercantik, FPTI Kota Probolinggo Pindahkan Wall Climbing

9 Mei 2025 - 15:16 WIB

Amphitheater Ranu Pani Miliaran Rupiah Tak Bermanfaat bagi Lumajang

7 Mei 2025 - 17:10 WIB

Disurvei Pemprov Jawa Timur, Pemkab Probolinggo Berharap Jembatan Rusak Segera Diperbaiki

6 Mei 2025 - 14:19 WIB

Penutupan Tambak Udang Penyebab Limbah Hanya Janji, Warga Surati Pemkab dan DPRD Jember

30 April 2025 - 13:40 WIB

Pemkab Probolinggo Kebut Perbaikan Jembatan Rusak, Gunakan Dana Kedaruratan

28 April 2025 - 20:00 WIB

Lindungi Pengguna Jalan, KAI Jember Pasang Portal di Perlintasan Berbahaya

23 April 2025 - 04:52 WIB

Trending di Lingkungan