Menu

Mode Gelap
Disidak Bupati Lumajang Terkait Dugaan Penahanan Ijazah, Kuasa Hukum PT WDX Akan Klarifikasi Turunkan Angka Stunting, Pemkab Jember Cegah Pernikahan Dini Coba Curi Motor di Pasar Maron, Lansia Diamuk Massa Disorot soal Ketimpangan Wilayah, Bupati Pasuruan: Tidak Ada Pasuruan Barat dan Timur Pariwisata Tumpak Sewu Terancam Stagnan, Homestay dan Atraksi Pendamping Tak Terkoordinasi Ketidaksepemahaman BUMDes dan Pengelola Tumpak Sewu Ancaman Serius bagi Ekonomi Lokal

Sosial · 20 Jun 2020 08:24 WIB

‘Gubuk Derita’ Milik Hotija Tak Tersentuh RTLH


					‘Gubuk Derita’ Milik Hotija Tak Tersentuh RTLH Perbesar

TONGAS-PANTURA7.com, Asa Siti Hotija (13) untuk segera tinggal di rumah yang layak huni harus dipendam dalam-dalam. Pasalnya, rumah bocah perempuan asal Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo itu, tak masuk dalam program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tahun anggaran 2020.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Probolinggo, Abdi Utoyo. Menurut dia, program RTLH tahun 2020 terpaksa disetop karena seluruh anggaran sudah dialokasikan untuk penanganan dan pencet Covid-19.

“Yang paling mendesak saat ini adalah penanganan Covid-19. Jadi anggaran kita untuk RTLH tahun 2020 sudah tidak ada, sudah tergerus untuk penanganan Covid-19. Jadi memang betul-betul sudah tidak ada kegiatan,” kata Abdi, Sabtu (20/6/2020).

Meski bantuan dalam bentuk bedah rumah sudah pasti tidak bisa dilakukan tahun ini, namun Abdi berjanji akan mencari cara agar ‘Gubuk Derita’ Hotija bisa dipoles. Syukur-syukur, bisa menjadi prioritas program RTLH di tahun 2021.

“Jadi untuk kegiatan RTLH, kita anggarkan Rp15 juta untuk satu unit dari total 1.000 unit. Insyaallah di tahun 2021, nanti kita akan cek lagi,” terang Abdi saat dikonfirmasi via sambungan seluler.

Sekedar informasi, kemalangan dialami Siti Hotija bersama neneknya Natik (85) yang tinggal di sebuah gubuk bambu kecil berukuran sekitar 5 x 4 meter persegi. Hotija merupakan bocah yatim piatu sejak ia duduk di bangku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Sejatinya, tempat yang ditinggali Hotija dan neneknya tersebut sudah pernah roboh, beberapa waktu lalu. Berkat kepedulian masyarakat sekitar, rumah berdinding anyaman bambu tersebut berdiri kembali, dimana dananya perbaikan berasal dari hasil swadaya warga. (*)


Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Rizal Wahyudi


Artikel ini telah dibaca 44 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Turunkan Angka Stunting, Pemkab Jember Cegah Pernikahan Dini

18 Juni 2025 - 20:06 WIB

Bertemu Wali Kota, FKUB Kota Probolinggo Ajukan Perluasan Lahan TPU bagi Non Muslim

17 Juni 2025 - 14:36 WIB

Mediasi Buntu, Paguyuban Pedagang Oleh-oleh Haji Keukeh Berjualan di Sekitar Masjid Alun-alun

16 Juni 2025 - 16:36 WIB

Pasuruan Siap Terapkan Aturan Rekrutmen Tanpa Batasan Usia Kerja

14 Juni 2025 - 16:22 WIB

Kontroversi Kebijakan Dishub Lumajang: Dari Penertiban ke Kolaborasi dengan Jukir Liar

13 Juni 2025 - 18:26 WIB

Tolak Relokasi ke TWSL, Pedagang Oleh-oleh di Alun-alun Kota Probolinggo Demo

13 Juni 2025 - 18:16 WIB

Eksekusi Bangunan di Lumajang, Termohon Kecewa tanpa Pemberitahuan

12 Juni 2025 - 07:23 WIB

Pupuk Indonesia Hentikan Kerjasama dengan Kios Pupuk Pelanggar Aturan HET di Lumajang

11 Juni 2025 - 07:02 WIB

Polres Probolinggo dan PWI Sepakati Kolaborasi Pencegahan Hoaks

10 Juni 2025 - 21:02 WIB

Trending di Sosial