PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Teka-teki penyebab kenekadan Sukantri (49) memukuli suaminya Toyaman (55) hingga meninggal dunia terkuak. Ibu rumah tangga itu mengaku terpaksa menghabisi nyawa suaminya karena tak tahan sering dimarahi korban.

“Saya tidak tahan terus dimarahi, dia (korban, red) juga sering pulang larut malam. Tidak hanya dimarahi, saya juga sering dipukuli,” aku Katri saat ditemui di Polres Probolinggo, Senin (2/9) sore.

Perubahan sikap suaminya yang awalnya penyayang terjadi sejak 5 bulan terakhir. Perubahan sikap itu pula yang membuat Katri ketakutan, kuatir tiba-tiba ia dibunuh oleh suaminya sendiri.

“Saya takut jika tiba-tiba suami membunuh saya, makanya sebelum itu terjadi saya pukul duluan dengan alu (kayu penumbuk padi, red),” terang ibu dengan dua anak ini.

Mengetahui sang suami tak bernyawa akibat pukulannya, Katri pun mendatangi kepala dusun untuk menceritakan apa yang telah diperbuatnya. Tak berapa lama, Katri akhirnya dibawa petugas kepolisin.

Advertisement

“Saya menyesal, saya kepikiran anak kedua saya. Kalau anak yang pertama sudah menikah,” tutur Katri yang sudah 10 tahun menjadi istri Toyaman.

Kapolres Probolinggo, AKBP Eddwi Kurniyanto menyebut, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ini tak lepas dari ulah korban yang sering memarahi dan memukuli pelaku. Hal inilah yang kemudian memicu pelaku bertindak kalap.

“Kami sudah mengamankan kayu yang digunakan, bantal dan pakaian korban sebagai barang bukti. Pelaku kami tahan untuk kepentingan penyelidikan,” tandas Eddwi.

Diketahui, KDRT antara pasangan suami istri asal Dusun Sumbermulyo, Desa Sumberanom, Kecamatan Sumber ini terjadi pada Senin, sekitar pukul 3.00 Wib. Pelaku memukuli kepala korban dengan alu berkali-kali saat korban tertidur pulas di kamar rumahnya. (*)

 

Penulis : Moh. Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *