PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sejumlah petani cabai di Kabupaten Probolinggo mengalami gagal panen akibat musim hujan merusak tanamam cabai. Hilang kesabaran, petani pun membabati tanaman cabai mereka hingga tak bisa dipanen kembali.
Salah satu wilayah yang alami gagal panen cabai adalah petani di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton. Mereka panen dini dan menebangi tanaman cabai di sawahnya lantaran cabai membusuk. Selain itu, harga jualnya juga anjlok.
Salah satu petani, Nur Hasan (35) mengatakan, cabai membusuk karena diserang hama musim hujan. Ironinya, harga jualnya tak sesuai dengan biaya perawatan dari masa awal tanam. Sehingga karena mahalnya harga obat-obatan, ia dan petani yang lain kehabisan akal.
“Kondisi cabai sudah busuk dan kering karena penyakit, sedangkan harga obat-obatan sangat mahal tak sesuai dengan biaya perawatan, jadi percuma kalau tetap dirawat,” kata Nur Hasan, Minggu (27/1/2019).
Lanjut Hasan, sekitar 70% petani setempat yang menanam cabai didesanya memilih untuk panen dini. Jika dibiarkan, selain akan rugi terus-terusan juga dapat menghambat proses tanam selanjutnya.
“Harganya sangat murah, untuk cabai yang masih hijau hanya Rp. 2 ribu perkilogram, sebelumnya mencapai Rp. 8-10 ribu. Sedangkan untuk yang merah sekarang Rp.5 ribu, sebelumnya Rp. 15-20 ribu perkilogram,” demikian Nur Hasan menjelaskan.
Terpisah, pedagang canai di Pasar Semampir, Kota Kraksaan, Khotimah (40) menyebut murahnya harga cabai disebabkan oleh kualitas cabai yang saat ini tidak bagus. Selain itu, cabai saat ini tengah memasuki masa panen raya.
“Tidak bisa kami pasang harga tinggi kalau kondisi cabai sendiri sudah tidak bagus dan mudah busuk. Jangankan busuk, kering saja sudah tidak diminati pembeli,” ujar wanita asal Semampir ini. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan