Menu

Mode Gelap
Polemik Sound Horeg, Kiai di Jember Siap Jalankan Fatwa MUI namun Tunggu Instruksi Gubernur Keras dan Berfrekuensi Tinggi, Pakar Fisika Ingatkan Sound Horeg Punya Dampak Fisik Serius Kawanan Maling Gasak Dua Motor di Triwungan Probolinggo, Terekam CCTV Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung Gadis 14 Tahun di Pasuruan Jadi Korban Asusila, Ayah Kandung Turut Jadi Tersangka Bersama Enam Pria Lain Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

Ekonomi · 27 Jan 2019 10:12 WIB

Harga ‘Busuk’, Petani Babat Pohon Cabai


					Harga ‘Busuk’, Petani Babat Pohon Cabai Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Sejumlah petani cabai di Kabupaten Probolinggo mengalami gagal panen akibat musim hujan merusak tanamam cabai. Hilang kesabaran, petani pun membabati tanaman cabai mereka hingga tak bisa dipanen kembali.

Salah satu wilayah yang alami gagal panen cabai adalah petani di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton. Mereka panen dini dan menebangi tanaman cabai di sawahnya lantaran cabai membusuk. Selain itu, harga jualnya juga anjlok.

Salah satu petani, Nur Hasan (35) mengatakan, cabai membusuk karena diserang hama musim hujan. Ironinya, harga jualnya tak sesuai dengan biaya perawatan dari masa awal tanam. Sehingga karena mahalnya harga obat-obatan, ia dan petani yang lain kehabisan akal.

“Kondisi cabai sudah busuk dan kering karena penyakit, sedangkan harga obat-obatan sangat mahal tak sesuai dengan biaya perawatan, jadi percuma kalau tetap dirawat,” kata Nur Hasan, Minggu (27/1/2019).

Lanjut Hasan, sekitar 70% petani setempat yang menanam cabai didesanya memilih untuk panen dini. Jika dibiarkan, selain akan rugi terus-terusan juga dapat menghambat proses tanam selanjutnya.

“Harganya sangat murah, untuk cabai yang masih hijau hanya Rp. 2 ribu perkilogram, sebelumnya mencapai Rp. 8-10 ribu. Sedangkan untuk yang merah sekarang Rp.5 ribu, sebelumnya Rp. 15-20 ribu perkilogram,” demikian Nur Hasan menjelaskan.

Terpisah, pedagang canai di Pasar Semampir, Kota Kraksaan, Khotimah (40) menyebut murahnya harga cabai disebabkan oleh kualitas cabai yang saat ini tidak bagus. Selain itu, cabai saat ini tengah memasuki masa panen raya.

“Tidak bisa kami pasang harga tinggi kalau kondisi cabai sendiri sudah tidak bagus dan mudah busuk. Jangankan busuk, kering saja sudah tidak diminati pembeli,” ujar wanita asal Semampir ini. (*)

 

 

Penulis : Moh Ahsan Faradies

Editor : Efendi Muhammad

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Polemik Sound Horeg, Kiai di Jember Siap Jalankan Fatwa MUI namun Tunggu Instruksi Gubernur

25 Juli 2025 - 18:49 WIB

Keras dan Berfrekuensi Tinggi, Pakar Fisika Ingatkan Sound Horeg Punya Dampak Fisik Serius

25 Juli 2025 - 18:24 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Penutupan Jalur Gumitir, Satlantas Probolinggo Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Kendaraan di Jalur Pantura

24 Juli 2025 - 20:02 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Diduga Ada Pungli Penahanan Ijazah, Puluhan Mahasiswa UPM Demo

24 Juli 2025 - 18:34 WIB

Penutupan Jalur Gumitir Berdampak ke Pengusaha Bus Probolinggo, Organda Berharap Penutupan Ditinjau Ulang

24 Juli 2025 - 18:04 WIB

Trending di Sosial