PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Belasan petani bawang merah melurug Mapolres Probolinggo, Kamis (30/8/2018) siang. Kedatangan petani ini untuk mengadukan tingginya plasi atau potongan berat timbang bawang merah kepada Kapolres Probolinggo, AKBP Fadly Samad.
Para petani ini berasal dari lima kecamatan di wilayah Kabupaten Probolinggo, masing-masing Kecamatan Dringu, Gending, Tegalsiwalan, Leces dan Banyuanyar. Kepada Kapolres, petani mengeluhkan tingginya plasi yang berkisar antara 20 hingga 40 persen per kwintal.
“Kami meminta perlindungan disini, kami rugi kalau setiap menjual bawang merah selalu terkena plasi yang tinggi,” kata Hazin, salah satu petani saat bertemu jajaran Polres Probolinggo di ruang Rupatama Panama Satwika.

Petani bawang merah saat ‘wadul’ soal plasi di ruang Rupatama Polres Probolinggo, Kamis (30/8/2018).
Selain di pasar bawang Dringu, sistem plasi ini menurut Hazin, juga berlaku saat petani menjual bawang merah di sawah. Petani berharap agar polisi bisa menjembatani keluhan petani kepada para pemangku kebijakan, dalam hal ini Pemkab Probolinggo dan DPRD setempat.
“Tuntutan kami agar setiap bedak di pasar bawang merah Dringu menggunakan timbangan elektrik, hapus plasi dan bentuk tim satgas bawang untuk menertibkan plasi ini,” Hazin, petani asal Desa Blado, Kecamatan Tegalsiwalan ini menambahkan.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Plh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Probolinggo, Mahbub Zunaidi ini, Kapolres Fadly Samad menjelaskan bahwa pihaknya akan mendorong pemerintah setempat membuat regulasi yang jelas, sehingga polemik tarik ulur plasi terselesaikan.
“Jika aturannya sudah jelas, apabila ada yang melanggar bisa langsung ditindak. Kami juga punya satgas pangan yang akan mengecek masalah plasi ini di lapangan, termasuk akurasi timbangannya,” tandas Kapolres Fadly. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan