PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo berencana melakukan penutupan sejumlah lokalisasi dalam waktu dekat. Penyebabnya, selain meresahkan, pelaku bisnis esek-esek itu tidak menggubris himbauan Pemkab agar segera tutup.
Plt Asisten Administrasi Kepemerintahan dan Kesra Kabupaten Probolinggo Ahmad Arif menjelaskan, untuk langkah awal pihaknya tengah mengupayakan menutup lokalisasi di wilayah Kota Kraksaan. Setelahnya secara bertahap, juga akan melakukan penutupan di tempat lain di Kabupaten Probolinggo.
“Di Kota Kraksaan, titik-titiknya meliputi Blok Sampir Desa Asembagus, dan di sisi selatan jembatan Rondoningo, Kelurahan Semampir. Seluruhnya, ada sekitar 9 rumah yang dihuni 40 PSK dan mucikari,” papar Arif seusai rapat penutupan lokalisasi, Senin (13/8/2018).
Keberadaan lokalisasi yang tersebar dua lokasi itu, sebut Arif, mengurangi estetika tata kota. Padalah Kota Kraksaan merupakan ibukota Kabupaten Probolinggo. “Makanya perlu ditutup sehingga Kota Kraksaan steril dari tempat prostitusi,” tegas dia.
Dalam waktu dekat, pihaknya menurut Arif, akan melayangkan surat kepada pemilik lokalisasi hingga sebanyak tiga kali. “Jika nantinya pemilik tempat prostitusi tidak mengidahkan surat kami, ya terpaksa digsusur paksa,” pungkasnya.
Sementara itu, Kasatpol PP Kabupaten Probolinggo Dwijoko Nurjayadi menuturkan bahwa pihaknya sudah berkali-kali melakukan razia dan memerintahkan pemilik lokalisasi segera menutup praktek tersebut. Namun bukannya berkurang, tempat prostitusi justru kian menjamur.
“Setiap razia kami lakukan, PSK (Pekerja Seks Komesial, red) yang ditemukan selalu berbeda dan semakin bertambah jumlahnya. Mereka tidak hanya warga Kabupaten Probolinggo, tetapi banyak yang berasal dari luar daerah,” urai Dwijoko. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan