Lumajang, – Dengan memanfaatkan lahan seluas 2.000 meter persegi, Senewi (50), seorang petani asal Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten Lumajang, berhasil membudidayakan semangka jenis Inul dan memanen hingga 2 ton sekali panen.
Dari hasil panen tersebut, ia mampu meraup keuntungan hingga Rp8 juta.
Semangka Inul yang dibudidayakan Senewi memiliki ciri khas tersendiri, yakni berbentuk lonjong dengan daging buah berwarna kuning cerah.
Selain tampilannya yang unik, semangka ini juga dikenal dengan rasanya yang manis dan segar. Dalam satu musim tanam, semangka jenis ini bisa dipanen setelah berusia sekitar 65 hari.
“Di lahan ini bisa dapat sekitar 2 ton semangka jenis Inul. Harga sekarang Rp4.000 per kilogram dengan pengiriman ke Lumajang dan Surabaya,” kata Senewi saat ditemui pada Selasa (7/10/25).
Semangka Inul yang dibudidayakan Senewi tidak hanya laris di pasar lokal Kabupaten Lumajang, namun juga dikirim hingga ke kota Surabaya.
“Ke depan, saya berharap bisa memperluas lahan tanam dan meningkatkan volume produksi guna memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat,” katanya.
Keberhasilan budidaya semangka Inul ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi Senewi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja musiman bagi warga sekitar. Saat panen tiba, beberapa pekerja tampak sibuk memanen semangka di lahan miliknya.
Menariknya, saat musim panen tiba, sejumlah warga juga datang langsung ke lokasi untuk membeli semangka segar langsung dari kebun. Mereka mengaku lebih menyukai buah yang dipetik langsung di kebun karena rasa dan kesegarannya lebih terjaga.
“Makan semangka jenis Inul, bentuknya lonjong, rasanya manis dan segar. Sengaja datang ke sini karena kami pengen yang fresh,” kata Rahman, warga yang membeli semangka langsung dari lahan. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Keyra