Menu

Mode Gelap
KPK Mulai Gerah! Bakal Jemput Paksa 21 Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Tewaskan Eks Kadispen TNI AU Toyota Fortuner Terjun ke Sungai di Jalur Wisata Bromo, 2 Orang Luka-luka Masuki Musim Hujan, Polisi Imbau Pengendara Waspada Longsor di Piket Nol Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06 Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

Ekonomi · 19 Agu 2021 19:48 WIB

Harga Cabai Rawit Terjun Bebas, Kini Rp15 Ribu/Kg


					Harga Cabai Rawit Terjun Bebas, Kini Rp15 Ribu/Kg Perbesar

MAYANGAN,- Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Probolinggo, kini tak lagi pedas. Turunnya harga komoditas dapur ini diduga terjadi seiring masuknya cabai dari Pulau Madura.

Salah seorang pedagang cabai di Pasar Baru Kota Probolinggo, Su’eb mengatakan, harga cabai rawit saat ini hanya Rp16 ribu per kilogram (Kg). Padahal pekan lalu, harga bahan utama sambal ini masih Rp25 ribu/Kg.

“Harga cabai rawit turun sejak kemarin, awalnya Rp18 ribu dan hari ini turun lagi jadi Rp16 ribu per kilogram. Menurut distributor, turunnya harga cabai ini karena petani di Madura sudah mulai panen, sehingga pasokan ke pedagang banyak,” ujar Su’eb, Kamis (19/8/21).

Dijelaskan pedagang asal Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran ini, dengan harga Rp16 ribu/Kg maka harga cabai rawit kini setara harga cabai rawit hijau.

Tidak hanya cabai rawit, imbuh Su’eb, komoditas lain yang harga jualnya terjun bebas adalah bawang merah. Saat ini, harga bawang merah hanya Rp24 ribu/Kg, padahal sebelumnya harganya sebesar Rp30/Kg.

“Karena pasokan cabai rawit dari petani dan distributor banyak (sehingga harganya murah). Diperkirakan harga cabai rawit ini akan turun kembali,” pungkas Su’eb.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo, Fitriawati menjelaskan, harga bahan pokok memang dipengaruhi oleh ketersediaan bahan. Jika stoknya banyak otomatis harga turun.

Sebaliknya, jelas Fitriawati, kalau barangnya sedikit maka harga naik karena konsumen yang membutuhkan lebih banyak. Hipotesa itu juga berlaku bagi cabai yang saat ini harganya turun karena petani sedang panen raya raya.

“Seringkali petani tanamnya bersamaan sehingg panennya juga bersamaan, ini yang menyebabkan stok banyak sehingga harga turun,” ujar Fitriawati. (*) 

 

 

Editor: Efendi Muhammad

Publisher: A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Dari Lupis hingga Sayur Gratis, Cerita Hangat di Balik Pasar Minggu Rowojali RW 06

3 Agustus 2025 - 10:11 WIB

Ketahanan Pangan Gagal Jika Petani Hanya Jadi Objek, Bukan Subjek

3 Agustus 2025 - 09:39 WIB

Cuaca Laut Buruk, Harga Ikan di TPI Mayangan Probolinggo Melambung

25 Juli 2025 - 15:25 WIB

Budidaya Ayam Petelur dan Burung Puyuh Jadi Pendongkrak Ekonomi Desa di Lumajang

25 Juli 2025 - 13:45 WIB

Petani Semangka di Ambulu Jember Keluhkan Minimnya Pendampingan, Jamur Jadi Ancaman Utama

24 Juli 2025 - 19:37 WIB

Serapan Gabah Bulog Jember Turun Usai Panen Raya, Fokus ke Panen Gaduh

24 Juli 2025 - 19:10 WIB

Berkah Piodalan, Omzet UMKM dan Home Stay di Senduro Puluhan Juta

23 Juli 2025 - 16:31 WIB

Dorong UMKM Probolinggo Naik Kelas, Gus Hilman Ajak BRIN Berikan Bimtek

17 Juli 2025 - 17:12 WIB

Genjot Produksi Susu, Kementan Tebar 1.080 Sapi Perah Bunting ke 5 Wilayah di Jatim

15 Juli 2025 - 19:20 WIB

Trending di Ekonomi