Lumajang, – Hujan deras yang terjadi secara berturut-turut sejak Kamis (30/10/2025) memicu kenaikan debit air di beberapa aliran sungai di Kabupaten Lumajang.
Anak Sungai Bondoyudo, Sungai Menjangan, dan Avour Dimo meluap, menggenangi permukiman warga di Kecamatan Rowokangkung dan Jatiroto.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, menjelaskan pendangkalan sungai dan sumbatan sampah menjadi faktor yang memperparah banjir.
“Air terus naik hingga malam hari di Dusun Wungurejo, bahkan mencapai 1 meter di beberapa titik. Beberapa jalan utama dan akses pemukiman warga sempat terputus total,” katanya, Sabtu (1/11/25).
Data BPBD mencatat, sebanyak 895 kepala keluarga terdampak di sejumlah dusun, termasuk Dusun Rowoasri, Penggung Lor, Penggung Kidul, dan Wungurejo. Meski tidak ada korban jiwa, genangan air menyebabkan kerusakan rumah dan mempersulit mobilitas warga.
Selain itu, pemerintah daerah bersama instansi terkait, termasuk PUSDA Jawa Timur, Dinas PUTR, Dinas Sosial, dan relawan, menurunkan tim untuk melakukan monitoring, asesmen, dan pembersihan sungai. “Alat berat seperti excavator dan dump truck disiapkan untuk membuka sumbatan dan memperlancar aliran air,” ucapnya.
BPBD Lumajang juga menekankan perlunya perhatian lebih serius terhadap pengelolaan sungai dan sistem drainase di wilayah rawan banjir. Pendangkalan sungai yang terjadi di beberapa titik menjadi pengingat pentingnya normalisasi sungai secara berkala, termasuk penanganan sampah yang menghambat aliran.
Hingga berita ini diturunkan, warga masih diimbau untuk tetap waspada, mengingat cuaca di Kecamatan Rowokangkung masih mendung dan berpotensi hujan susulan. Pemerintah Kabupaten Lumajang berkomitmen menyalurkan bantuan air bersih, makanan siap saji, dan tambahan gizi bagi warga terdampak.
“Ini menjadi perhatian bersama. Selain tanggap darurat, kita juga perlu memastikan sistem drainase dan sungai bisa menampung debit air lebih baik untuk mencegah bencana serupa di masa depan,” pungkasnya. (*)












