Probolinggo – Puluhan wisatawan mancanegara penumpang kapal pesiar yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Tembaga berkunjung ke sejumlah destinasi wisata bersejarah di Kota Probolinggo, Selasa (28/10). Kegiatan ini dikemas dalam agenda bertajuk Journey Through Probolinggo Heritage.

Rombongan wisatawan diajak berkeliling ke beberapa lokasi bersejarah yang menjadi ikon kebanggaan kota. Kunjungan pertama dimulai dari Sekolah Dasar Katolik (SDK) Mater Dei di Jalan Suroyo, dilanjutkan ke Gereja Merah atau GPIB Jemaat Immanuel Probolinggo yang berdiri sejak 1862.

Di gereja peninggalan kolonial itu, wisatawan melihat langsung Alkitab kuno berbahasa Belanda dan perlengkapan ibadah bersejarah.

Selanjutnya, wisatawan mengunjungi Museum Probolinggo. Di sana, mereka diperkenalkan dengan sejarah kota serta beragam produk UMKM lokal, termasuk kain batik khas Probolinggo.

“Kami ingin memperkenalkan kepada wisatawan sejarah dan budaya Kota Probolinggo melalui kunjungan ke situs-situs heritage, sekaligus mengenalkan batik lokal,” ujar Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud, Sardi.

Advertisement

Rangkaian tur juga menyambangi Klenteng Tri Dharma Sumber Naga. Para wisatawan disuguhkan keindahan arsitektur khas Tionghoa dan filosofi budaya yang masih terjaga hingga kini.

Salah satu pendamping wisata, Bram, menilai keunikan Kota Probolinggo terletak pada keberagaman budaya yang hidup berdampingan.

“Dalam radius kurang dari 20 kilometer, wisatawan bisa melihat perpaduan budaya Hindu, Islam, Katolik, Kristen, hingga Tionghoa. Konsep community-based tourism perlu terus digalakkan agar masyarakat ikut menjaga dan mengembangkan pariwisata,” ujarnya.

Kunjungan wisatawan sehari penuh ini menjadi bukti bahwa Kota Probolinggo tak hanya kaya sejarah, tetapi juga menjadi ruang harmoni lintas budaya yang menarik minat wisatawan dunia. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi

Komentar Ditutup! Anda tidak dapat mengirimkan komentar pada artikel ini.