Lumajang, – Kasus vandalisme rel kereta api (KA) tertinggi sepanjang tahun 2025 di wilayah kerja PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 9 Jember terjadi di Kabupaten Lumajang. Dari total 12 kasus yang dilaporkan, sebanyak tujuh di antaranya terjadi di Lumajang.
Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, mengatakan, aksi vandalisme yang dilakukan mayoritas berupa penumpukan atau peletakan batu di atas rel.
Tindakan ini dianggap sebagai pelanggaran serius karena dapat mengganggu kestabilan perjalanan kereta api dan bahkan memicu anjlokan apabila tidak segera ditangani.
“Balas kricak, batu-batu kecil di sepanjang rel, memiliki fungsi penting dalam menjaga kestabilan dan keamanan lintasan. Kalau ditumpuk di atas rel, bisa sangat berbahaya,” kata Cahyo, Kamis (16/10/25).
Cahyo menjelaskan, fungsi utama balas kricak adalah untuk menjaga posisi rel agar tetap stabil, menyerap getaran dari kereta yang melintas, serta membantu sistem drainase.
Penggunaan yang tidak semestinya, seperti memindahkan atau menaruhnya di atas rel, bisa menyebabkan tergelincirnya roda kereta. Meski hingga kini belum ada kecelakaan yang terjadi akibat tindakan tersebut, pihak KAI menegaskan pentingnya pencegahan sejak dini.
“Kami tidak ingin menunggu sampai jatuh korban. Keselamatan kereta api adalah tanggung jawab bersama,” tegas Cahyo.
Sebagai langkah antisipatif, KAI Daop 9 Jember telah melakukan patroli gabungan secara rutin di sepanjang jalur rawan serta menggelar sosialisasi kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar rel.
“Kami ingin membangun kesadaran bahwa rel kereta bukan tempat bermain atau iseng. Tindakan kecil bisa berdampak besar,” pungkasnya. (*)












