Probolinggo,- Malam itu, Selasa (7/10/25), lantunan sholawat menggema merdu di area Stadion Gelora Merdeka Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Ratusan jemaah larut dalam kekhusyuk-an dibawah temaram rembulan.
Sholawatan bertajuk ‘Probolinggo Mengetuk Pintu Langit’ yang diinisiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo bekerjasama dengan Majelis Sholawat Darus Salam dari Desa Kecik, Kecamatan Besuk, seperti menghipnotis jemaah.
Bahkan, tak hanya masyarakat pada umumnya, sholawatan ini diikuti oleh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkab Probolinggo.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Kabupaten Probolinggo, Hari Kriswanto mengaku bersyukur kegiatan religi tersebut berlangsung dengan penuh khidmat dan cuaca yang mendukung.
“Ini tidak hanya menjadi media untuk memperkuat hubungan spiritual masyarakat dengan Allah SWT, tetapi juga sebagai ajang mempererat solidaritas antar warga dan aparatur pemerintahan,” tutur Hari.
“Alhamdulillah, malam ini kita diberikan kesehatan, cuaca cerah dan kesempatan untuk bershalawat bersama. Ini adalah nikmat yang patut kita syukuri,” ia menambahkan.
Hari berharap, agar kegiatan serupa bisa dijadikan agenda rutin setiap bulan oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Sebab menurutnya, kegiatan tersebut sejalan dengan visi Kabupaten Probolinggo yang SAE yaitu Sejahtera, Amanah-Religius dan Eksis Berdaya Saing.
“Kami ingin kegiatan ‘Mengetuk Pintu Langit’ ini bukan hanya seremonial belaka, melainkan menjadi gerakan spiritual yang konsisten. Kita butuh kekuatan doa dan kebersamaan untuk mendorong kemajuan daerah,” bebernya.
Hari menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas partisipasi aktif kelompok Majelis Sholawat Darus Salam yang mampu menciptakan suasana religius dan menyentuh hati jamaah.
“Mudah-mudahan semua doa yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah SWT dan membawa keberkahan bagi Kabupaten Probolinggo,” ujar eks Camat Maron ini.
Salah satu jemaah, Nuri Maulida menyebut, ditengah kebisingan kota dan gempuran teknologi digital, kegiatan-kegiatan religi seperti ini memang perlu diselenggarakan sebagai benteng sekaligus penambah keimanan.
“Saya pikir kegiatan seperti ini bagus, bisa menjadi oase ditengah kekeringan iman dan hati kita, yang setiap hari berkutat dengan kesibukan. Apalagi saat ini, kemaksiatan juga mudah diakses melalui teknologi,” tutur wanita asal Desa Sumberlele, Kecamatan Kraksaan ini.
Khitmad sholawatan tersebut diakhiri dengan doa bersama. Suasana yang penuh berkah dan kedamaian tersebut membuat jemaah merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan Rasul-Nya. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra
