Probolinggo,- Tiga orang santri meninggal dunia akibat ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo.
Santri yang meninggal mulanya adalah Maulana Alfan Ibrahim (11), asal Surabaya, yang sempat dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo.
Tak lama berselang, dua santri yang sebelumnya menjalani perawatan di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo juga dikabarkan meninggal dunia.
Keduanya adalah Mochammad Mashudulhaq, santri asal Kali Kendal Dukuhpakis, Surabaya, dan Muhammad Sholeh (22), santri asal Pandan, Bangka Belitung.
Jumlah korban luka masih terus didata. Saat ini sekitar 49 santri dirawat di RSI Siti Hajar Sidoarjo, 38 korban sempat dirawat di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, dan 6 korban lainnya mendapat perawatan tim medis di RS Delta Surya Sidoarjo.
Tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, dan berbagai unsur relawan masih terus melakukan pencarian korban serta evakuasi puing-puing reruntuhan bangunan tiga lantai yang roboh.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny Buduran, KHR. Abdussalam Mujib, mengaku terpukul dan amat berduka atas musibah yang terjadi di lembaga pendidikan asuhannya.
KHR. Abdussalam Mujib menduga, bangunan yang ambruk masih dalam tahap akhir proses pembangunan, khususnya pada bagian pengecoran lantai atas.
“Ambruknya bangunan diduga bangunan bawah yang dijadikan tempat ibadah dan lantai biasa dibuat kegiatan santri itu tidak kuat menahan beban bangunan sisi atas, cor untuk penutup atas bangunan,” kata Rois Syuriah NU Kabupaten Sidoarjo ini, Selasa (30/9/25).
Seperti diketahui, musala Ponpes Al.Khoziny Buduran Sidoarjo ambruk saat santri tengah salat ashar, Senin (29/9/25) sore. Ambruknya bangunan di lantai 2 dari 3 lantai itu, membuat seratusan santri tertimpa. (*)
Editor: Mohammad S
Publisher: Keyra