Menu

Mode Gelap
Bakar-bakar Sampah Hanguskan Kandang, 4 Ekor Kambing Mati Terpanggang Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta Sempat Pudar, Tradisi Kelereng Balap Kembali Warnai Agustusan di Kedungsupit Probolinggo Terlindas Truk Tebu, Pemotor di Jalur Pantura Pajarakan Tewas Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

Ekonomi · 24 Agu 2025 15:15 WIB

Dari Dapur Nenek ke Meja Milenial, Makanan Tradisional yang Menyatukan Zaman


					Pasar Lawas Tempeh, Lumajang membuka cita rasa kuliner masa lalu Perbesar

Pasar Lawas Tempeh, Lumajang membuka cita rasa kuliner masa lalu

Lumajang, – Ketika Mirza Harnum (27) menggigit awuk-awuk di Pasar Lawas Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, ia menutup mata sejenak.

Bukan karena rasa camilan berbahan dasar ketan dan kelapa parut itu terlalu manis, tapi karena dalam sekejap, pikirannya melayang jauh. Ke sebuah sore di masa kecil, di beranda rumah nenek, di mana suara ayam, aroma kayu bakar, dan tawa keluarga masih utuh dalam ingatan.

“Rasanya membuat saya pulang ke rumah nenek. Makanan ini menyatukan generasi, dari masa lalu hingga sekarang,” katanya, Minggu (24/8/25).

Di tengah arus modernitas dan dominasi makanan cepat saji, kehadiran Pasar Lawas Tempeh Tengah menjadi oase nostalgia dan ruang pertemuan budaya.

“Lebih dari sekadar pasar kuliner, tempat ini adalah kapsul waktu yang menghidupkan kembali citarasa, suara, bahkan nilai-nilai yang dulu begitu akrab dalam kehidupan masyarakat Jawa,” jelasnya.

Bagi banyak pengunjung Pasar Lawas, seperti Mirza, menyantap makanan seperti awuk-awuk, lupis, cenil, atau dawet bukan soal lapar. Tapi soal rindu.

“Setiap kali bikin lupis, saya ingat ibu saya yang dulu selalu bangun pagi buat ngolah ketan. Sekarang saya jualan bukan cuma cari untung, tapi menjaga rasa, menjaga kenangan,” kata Endah Mei Rini (45), penjual di pasar ini.

Di stan lain, seorang perempuan muda bernama Vindy Yurike (25) tampak sibuk melayani antrean pembeli dawet. Senyum ramah dan baju lurik yang ia kenakan memperlihatkan semangat baru dalam wajah tradisi.

“Dulu makanan kayak gini cuma dianggap camilan desa. Sekarang saya jual dengan bangga. Ini warisan. Harus dilestarikan, bukan dilupakan,” ungkapnya.

Lebih jauh dari sekadar rasa, makanan-makanan ini menyimpan filosofi hidup orang Jawa yang sederhana namun dalam.

Misalnya, jamu yang diminum oleh Anif Setiani (56), bukan hanya minuman herbal, tapi cermin cara hidup: sehat, seimbang, dan bersahabat dengan alam.

“Ini bukan soal pahit atau segar, tapi soal kedekatan kita dengan alam dan tubuh kita sendiri. Kalau jamu hilang, kita kehilangan bagian dari jati diri kita sebagai orang Jawa,” ujarnya.

Pasar Lawas Tempeh Tengah menjadi contoh nyata bahwa tradisi bisa hidup berdampingan dengan zaman. Ia tak membenturkan masa lalu dan masa kini, tapi menyatukannya melalui rasa, cerita, dan kebersamaan.

“Kalau bukan kita yang merawat, siapa lagi?. Saya ingin anak-anak saya nanti tahu kalau Indonesia punya rasa yang tak bisa ditemukan di tempat lain,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 17 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kebanjiran Order, Persewaan Baju Karnaval di Pasuruan Raup Puluhan Juta

24 Agustus 2025 - 17:18 WIB

Target Luas Tanam Tembakau di Kabupaten Probolinggo Belum Tercapai

18 Agustus 2025 - 17:22 WIB

Harga Tembakau di Probolinggo Mulai Melonjak, Tembus Rp 66 Ribu/Kg

15 Agustus 2025 - 14:48 WIB

Klaim Kondisi Sedang Tidak Baik, Gudang Garam Paiton tak Jamin Beli Tembakau

14 Agustus 2025 - 18:53 WIB

Cegah Penimbunan, Satgas Pangan Sidak Produsen dan Agen Beras di Pasuruan

14 Agustus 2025 - 17:48 WIB

Momentum Kemerdekaan, Okupansi Hotel di Bromo Naik hingga 70 Persen

12 Agustus 2025 - 18:57 WIB

Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, BWI Probolinggo Masifkan Sosialisasi

12 Agustus 2025 - 18:02 WIB

Penjual Bendera Musiman Marak, Namun Omset Kini Turun

8 Agustus 2025 - 18:10 WIB

Ancaman TSNA Bayangi Petani Tembakau Lumajang Jelang Panen

7 Agustus 2025 - 12:05 WIB

Trending di Ekonomi