Menu

Mode Gelap
Jalur Gumitir Dibuka Lebih Awal, DPRD Jember Ingatkan Pengguna Jalan Soal Hal ini Satu Pelaku Pembacokan di Jalur Bromo Ditangkap, Aroma Cinta Segitiga Menguap Komplotan Curanmor di Lumajang Bobol Garasi dan Gondol Pick Up Tolak Balapan, Pemuda Lumajang Jadi Korban Kekerasan di Jalan Status WhatsApp Berujung Maut, Dendam Cinta Lama Berakhir Tragis di Lumajang Kabar Baik! Jalur Gumitir Jember-Banyuwangi Bisa Dilintasi Mulai 4 September 2025

Budaya · 19 Jun 2025 14:48 WIB

Basuh Kaki Orang Tua, Tradisi Siswa di Kota Probolinggo saat Hadapi Kelulusan


					TRADISI: Prosesi basuh kaki orang tua yang dilakukan oleh siswa kelas 9 SMPN 8 Kota Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).
Perbesar

TRADISI: Prosesi basuh kaki orang tua yang dilakukan oleh siswa kelas 9 SMPN 8 Kota Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani).

Probolinggo,- Ditengah larangan menggelar wisuda kelulusan secara mewah, ada hal yang berbeda di Kota Probolinggo saat momentum kelulusan siswa.

Seperti yang terlihat di SMPN 8 Kota Probolinggo. Di sekolah ini, siswa wisuda dengan cara membasuh kaki orang tua, Rabu (18/6/25). Tradisi ini bertujuan agar siswa lulus tanpa beban baik ke orang tua atau guru.

Prosesi sungkeman serat membasuh kaki orang tua dilakukan oleh 181 siswa kelas 9 SMPN 8 yang sudah dinyatakan lulus. Prosesi ini diawali dengan siswa yang menyuapi ibu dengan sesuap nasi kuning.

Setelah itu, masuk ke prosesi inti yakni membasuh kaki ibu masing-masing siswa dengan menggunakan baskom yang telah diisi sengan air. Setelah basuh kaki, siswa sungkem kepada oran tuanya.

Kepala SMPN 8 Kota Probolinggo, Zakial Erfan mengungkapkan, prosesi basuh kaki orang tua ini merupakan tradisi yang dilakukan sekolahnya setiap tahun, khususnya bagi siswa kelas 9 yang dinyatakan lulus.

“Tujuannya agar siswa yang akan melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya tidak memiliki beban baik kepada orang tua serta para guru di SMPN 8,” kata Zakial.

Selama prosesi membasuh kaki orang tua dan sungkem, ratusan siswa tak kuasa menahan tangis. Mereka teringat pengorbanan ibu yang berjuang agar anaknya agar menjadi sosok yang berguna.

“Tradisi basuh kaki ini tak lepas dari konsep wisuda yang sederhana namun tetap berkesan baik kepada siswa ataupun pada orang tua siswa,” imbuh Zakial.

Salah satu siswa kelas 9 SMPN 8 Kota Probolinggo, Tamara Yaulian menyebut, ibu merupakan sosok yang selalu ada untuk anak-anaknya, tak terkecuali menemani dan membimbing anak-anaknya.

“Intinya saya sayang sama ibu. Menurut saya, ibu merupakan sosok yang selalu ada. Saya berterima kasih kepada guru-guru SMPN 8 yang telah membimbing saya hingga lulus,” katanya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 84 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Padepokan Fashion Carnaval Probolinggo, Kuatkan Identitas Kebudayaan Indonesia

31 Agustus 2025 - 20:40 WIB

Terinspirasi Pejuang Kemerdekaan, Peserta Tajemtra Berusia 70 Tahun ini Tuntaskan Rute 30 KM

24 Agustus 2025 - 08:33 WIB

15 Ribu Peserta Semarakkan Tajemtra 2025, Termasuk WNA China

24 Agustus 2025 - 02:02 WIB

Tajemtra 2025 Siap Digelar, 15.171 Peserta Terdaftar

22 Agustus 2025 - 19:22 WIB

Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo

9 Agustus 2025 - 20:51 WIB

Hari Raya Karo, 3 Desa Lereng Bromo Probolinggo Gelar Ritual Tari Sodoran

9 Agustus 2025 - 18:19 WIB

Wisatawan Mancanegara Ramaikan Tradisi Jolen di Lereng Gunung Semeru

28 Juli 2025 - 19:28 WIB

Tradisi Ujung dan Ujub, Upaya Menolak Bala di Desa Kandangan

28 Juli 2025 - 18:00 WIB

Dari Tumpeng hingga Sayuran, Warga Berebut Isi Jolen Penuh Kegembiraan

28 Juli 2025 - 14:24 WIB

Trending di Budaya