Menu

Mode Gelap
Warga Terjebak Banjir Lahar, Pemkab Lumajang Ajukan Normalisasi Sungai Regoyo Beredar Video KA Angkut BBM ke Jember, KAI: Itu Hoaks Pasokan BBM Bertambah, Antrean SPBU di Jember Berangsur Normal Penerima PKH di Lumajang Tak Lagi Wajib Pasang Tulisan ‘Keluarga Miskin’ Kejari Kabupaten Pasuruan Terima Pengembalian Dana Hibah PKBM Senilai Rp2,5 Miliar Warga Desa Wonorejo Lumajang Dibacok Orang Tidak Dikenal

Sosial · 9 Jun 2025 13:46 WIB

Hama Tikus di Lumajang Merajalela, HKTI Sarankan Ditangani Terpadu


					Permasalahan hama tikus yang semakin merajalela di wilayah pertanian Lumajang (Asmadi). Perbesar

Permasalahan hama tikus yang semakin merajalela di wilayah pertanian Lumajang (Asmadi).

Lumajang, –  Permasalahan hama tikus yang semakin merajalela di wilayah pertanian Lumajang menjadi perhatian serius berbagai pihak, terutama para petani.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Lumajang, Ishak Subagio, mengungkapkan, sejumlah faktor yang menyebabkan ledakan populasi tikus di sawah-sawah petani hingga kini belum dapat dikendalikan secara efektif.

Menurut Ishak, kunci utama pengendalian tikus adalah kebersihan di sekitar pematang sawah dan kekompakan antar petani dalam melakukan gerakan pengendalian.

Namun, kenyataannya saat ini petani cenderung bekerja sendiri-sendiri tanpa koordinasi yang baik, sehingga upaya pengendalian menjadi tidak maksimal.

“Kurang kompaknya petani dalam pengendalian ini berakibat fatal, populasi tikus makin meledak dan merusak tanaman padi secara masif,” kata Ishak, Senin (9/6/25).

Lebih lanjut, Ishak mengingatkan, bahwa dana desa yang dialokasikan sebesar 20% untuk ketahanan pangan seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mendukung gerakan pengendalian hama tikus secara terpadu.

“Namun, selama ini dana tersebut belum dimaksimalkan dengan baik untuk tujuan tersebut,” katanya.

Selain itu, kata Ishak, paradigma kerja dinas pertanian yang selama ini cenderung menjadikan kelompok tani (poktan) sebagai “pengemis bantuan” dan hanya aktif saat ada bantuan dari pemerintah.

Ia menilai sudah saatnya dinas mengubah pendekatan dengan mendorong poktan agar lebih aktif, mandiri, dan dinamis dalam mengelola pertanian dan pengendalian hama.

“Sudah saatnya paradigma dari dinas berubah, yaitu mendorong kelompok tani untuk aktif dan dinamis, bukan menjadikan poktan sebagai pengemis bantuan. Ini terbukti saat ini poktan hanya aktif jika ada bantuan,” tegas Ishak. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 63 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Beredar Video KA Angkut BBM ke Jember, KAI: Itu Hoaks

30 Juli 2025 - 19:50 WIB

Pasokan BBM Bertambah, Antrean SPBU di Jember Berangsur Normal

30 Juli 2025 - 19:30 WIB

Penerima PKH di Lumajang Tak Lagi Wajib Pasang Tulisan ‘Keluarga Miskin’

30 Juli 2025 - 18:28 WIB

Warga Jember Beli BBM Hingga 250 Liter di Lumajang, Sebagian Dijual Kembali

30 Juli 2025 - 11:48 WIB

Harga BBM Eceran di Lumajang Tembus Rp35 Ribu per Botol

30 Juli 2025 - 11:14 WIB

Antrean BBM di Lumajang Meningkat Drastis, Bupati Pastikan Stok Aman

29 Juli 2025 - 14:44 WIB

Ancam Naikkan Tarif, Ojol Lumajang Merasa Tak Punya Pilihan di Tengah Kelangkaan BBM

29 Juli 2025 - 11:20 WIB

Dampak Kelangkaan BBM Jember Meluas ke Lumajang, Antrean Kendaraan Mengular

29 Juli 2025 - 10:47 WIB

Masih Terdampak Penutupan Jalur Gumitir, Antrean SPBU di Jember Mengular

28 Juli 2025 - 05:38 WIB

Trending di Sosial