Menu

Mode Gelap
Perkuat Program Gizi Santri Lewat MBG, PBNU Resmikan 42 SPPG di Jember Polantas Kejar Terduga Pelaku Curanmor, Diamankan Setelah Motor Ditabrak Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Pesantren di Jember Gelar Tahlil dan Istighosah Wali Kota Probolinggo Mutasi Pejabat, Empat Kepala Dinas Terpental Toko Emas di Pasirian Lumajang Dibobol Dua Wanita, Kalung 15 Gram Raib Pemkab Lumajang Tanggung Biaya Pengobatan Santri Korban Keracunan Asam Klorida

Sosial · 3 Jun 2025 13:23 WIB

Warga Dusun Kalibanter Keluhkan Banjir Sejak Lahan HGU Beralih Fungsi Jadi Kebun Tebu


					Direktur PT Kalijeruk, Mayo Walla (kanan) saat memberikan penjelasan terkait pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU). (Foto: Asmadi). Perbesar

Direktur PT Kalijeruk, Mayo Walla (kanan) saat memberikan penjelasan terkait pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU). (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Direktur PT Kalijeruk, Mayo Walla baru-baru ini memberikan penjelasan terkait pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan yang menjadi perhatian publik. Izin HGU tersebut berlaku selama 25 tahun, mulai 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2043, dengan total luas lahan mencapai 1.197,97 hektare.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan, adanya perubahan signifikan dalam penggunaan lahan, khususnya perubahan sebagian besar lahan menjadi kebun tebu.

Awalnya, lahan HGU ini direncanakan untuk menanam tanaman keras seperti kakao, kopi, dan kelapa. Namun, saat ini sekitar 400 hektare lahan telah ditanami tebu, dan proses penanaman tebu masih berlangsung sebagai bagian dari program peremajaan lahan.

“Penanaman tebu termasuk dalam kategori tanaman perkebunan yang diizinkan, sehingga tidak melanggar aturan,” Mayo, Selasa (3/6/25).

Salah satu yang paling krusial adalah potensi risiko banjir akibat pengelolaan lahan tebu. Sisi lain Mayo meyakinkan, bahwa tebu memiliki kemampuan menyerap air dan teknik terasiring sudah diterapkan untuk mencegah banjir.

Namun, tebu dikenal memiliki daya serap air yang rendah, terutama saat musim panen ketika lahan gundul, sehingga berpotensi memperparah risiko banjir di daerah hilir. “Sejauh ini record-nya tebu sangat aman,” katanya singkat.

Toher, warga Dusun Kalibanter, Desa Kalipenggung mengungkapkan, kejadian banjir pada bulan puasa kemarin. Pada saat musim hujan, daerah tempat tinggalnya sering kebanjiran.

“Kalau dulu belum pernah banjir, semenjak lahan beralih fungsi jadi tebu ini, baru kami merasakan banjir,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 53 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk, Pesantren di Jember Gelar Tahlil dan Istighosah

30 September 2025 - 19:32 WIB

Mobil Polisi di Pasuruan Jadi Pengangkut Air Bersih untuk Warga Kekeringan

27 September 2025 - 14:18 WIB

Digerogoti Penyakit Langka, Bocah 3 Tahun di Probolinggo ini Butuh Bantuan

27 September 2025 - 07:47 WIB

Gempa Guncang Timur Laut Banyuwangi, KAI Daop 9 Jember Sebut Tidak Ada Kerusakan

25 September 2025 - 20:09 WIB

BPS Sebut Angka Kemiskinan Jember Turun jadi 8,67 Persen

25 September 2025 - 19:32 WIB

Dulu Penerima PKH, Kini Juragan Kerupuk, Kisah Lukman dari Lorong Sempit Desa Semeru

25 September 2025 - 16:20 WIB

Kala Khofifah Turun Ke Sungai Legundi Probolinggo, Bersihkan Sampah Bersama Warga

20 September 2025 - 19:45 WIB

Warga 4 Desa Bergotong Royong Bangun Akses Baru di Senduro Lumajang

20 September 2025 - 13:28 WIB

Jembatan Beton Rp3,5 Miliar Gantikan Jembatan Bambu yang Ambruk

20 September 2025 - 12:49 WIB

Trending di Sosial