Menu

Mode Gelap
Ribuan Goweser Ikuti Gowes Ansor Jatim di Pasuruan Emosi Memuncak, Massa Hancurkan Rumah Terduga Pembunuh Bocah Pasuruan Eks ABK asal Sumsel Meninggal di Probolinggo, Dugaan Penyebab Kematian Bikin Miris Honda CB150 Tabrak Supra X di Patalan Probolinggo, Tiga Orang Meninggal Dunia Dorong Wisatawan Kenali Budaya Tengger, Bupati Gus Haris Siapkan Kalender Even di Bromo Bocah 7 Tahun yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Wonorejo Dianiaya Saat Bermain di Halaman Rumah

Sosial · 3 Jun 2025 13:23 WIB

Warga Dusun Kalibanter Keluhkan Banjir Sejak Lahan HGU Beralih Fungsi Jadi Kebun Tebu


					Direktur PT Kalijeruk, Mayo Walla (kanan) saat memberikan penjelasan terkait pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU). (Foto: Asmadi). Perbesar

Direktur PT Kalijeruk, Mayo Walla (kanan) saat memberikan penjelasan terkait pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU). (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Direktur PT Kalijeruk, Mayo Walla baru-baru ini memberikan penjelasan terkait pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan yang menjadi perhatian publik. Izin HGU tersebut berlaku selama 25 tahun, mulai 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2043, dengan total luas lahan mencapai 1.197,97 hektare.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan, adanya perubahan signifikan dalam penggunaan lahan, khususnya perubahan sebagian besar lahan menjadi kebun tebu.

Awalnya, lahan HGU ini direncanakan untuk menanam tanaman keras seperti kakao, kopi, dan kelapa. Namun, saat ini sekitar 400 hektare lahan telah ditanami tebu, dan proses penanaman tebu masih berlangsung sebagai bagian dari program peremajaan lahan.

“Penanaman tebu termasuk dalam kategori tanaman perkebunan yang diizinkan, sehingga tidak melanggar aturan,” Mayo, Selasa (3/6/25).

Salah satu yang paling krusial adalah potensi risiko banjir akibat pengelolaan lahan tebu. Sisi lain Mayo meyakinkan, bahwa tebu memiliki kemampuan menyerap air dan teknik terasiring sudah diterapkan untuk mencegah banjir.

Namun, tebu dikenal memiliki daya serap air yang rendah, terutama saat musim panen ketika lahan gundul, sehingga berpotensi memperparah risiko banjir di daerah hilir. “Sejauh ini record-nya tebu sangat aman,” katanya singkat.

Toher, warga Dusun Kalibanter, Desa Kalipenggung mengungkapkan, kejadian banjir pada bulan puasa kemarin. Pada saat musim hujan, daerah tempat tinggalnya sering kebanjiran.

“Kalau dulu belum pernah banjir, semenjak lahan beralih fungsi jadi tebu ini, baru kami merasakan banjir,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 53 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Puluhan Desa Di Kabupaten Probolinggo Terdampak Kekeringan, Droping Air Bersih Ditingkatkan

7 Agustus 2025 - 15:23 WIB

Tanggapi Isu Korban Meninggal, Bupati Lumajang: Tak Bisa Dikatakan Karena Sound Horeg

7 Agustus 2025 - 11:25 WIB

Dinkes Lumajang Edukasi Bahaya Sound Horeg, Bukan Sekadar Berisik, Bisa Mematikan

5 Agustus 2025 - 17:02 WIB

BPN Lumajang: Kami Punya Dasar Yuridis dan Fisik yang Kuat

5 Agustus 2025 - 16:49 WIB

Cegah Peredaran Bendera One Piece, Polisi di Kota Probolinggo Bagikan Bendera Merah Putih ke Pengguna Jalan

5 Agustus 2025 - 15:56 WIB

Polisi Tak Lanjutkan Kasus Kematian Anik Mutmainah, Keluarga Menolak Penuntutan

5 Agustus 2025 - 14:49 WIB

Latihan Upacara HUT RI di Lumajang Nyaris Gagal, Diselamatkan oleh Aksi Tak Terduga Petugas BPBD

4 Agustus 2025 - 17:54 WIB

Kades Akan Evaluasi Karnaval Sound Horeg Pasca Penonton Meninggal

4 Agustus 2025 - 16:54 WIB

Kematian Mendadak di Tengah Karnaval Sound Horeg Lumajang, Ini Kata Dokter Yessika

4 Agustus 2025 - 15:35 WIB

Trending di Sosial