Menu

Mode Gelap
Janji Politik Bupati Lumajang: Realisasikan Kesejahteraan Ibu dan Anak hingga Jalan Lancar PWI Probolinggo Raya dan Kejari Sepakat Kolaborasi Tingkatkan Literasi Masyarakat Pembangunan Infrastruktur Selesai, TMMD ke-124 di Jember Resmi Ditutup Percepat Pembangunan Daerah, Bupati Gus Haris Ajak PWI Probolinggo Kolaborasi Program Pertina Probolinggo Terjunkan 11 Atlet ke Porprov Jatim 2025, Optimis Raih 2 Emas Bupati Lumajang Gelar Lomba Siskamling Berhadiah 100 Juta, Ajak Warga Aktif Lawan Kejahatan

Sosial · 3 Jun 2025 13:23 WIB

Warga Dusun Kalibanter Keluhkan Banjir Sejak Lahan HGU Beralih Fungsi Jadi Kebun Tebu


					Direktur PT Kalijeruk, Mayo Walla (kanan) saat memberikan penjelasan terkait pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU). (Foto: Asmadi). Perbesar

Direktur PT Kalijeruk, Mayo Walla (kanan) saat memberikan penjelasan terkait pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU). (Foto: Asmadi).

Lumajang, – Direktur PT Kalijeruk, Mayo Walla baru-baru ini memberikan penjelasan terkait pengelolaan Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan yang menjadi perhatian publik. Izin HGU tersebut berlaku selama 25 tahun, mulai 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2043, dengan total luas lahan mencapai 1.197,97 hektare.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan, adanya perubahan signifikan dalam penggunaan lahan, khususnya perubahan sebagian besar lahan menjadi kebun tebu.

Awalnya, lahan HGU ini direncanakan untuk menanam tanaman keras seperti kakao, kopi, dan kelapa. Namun, saat ini sekitar 400 hektare lahan telah ditanami tebu, dan proses penanaman tebu masih berlangsung sebagai bagian dari program peremajaan lahan.

“Penanaman tebu termasuk dalam kategori tanaman perkebunan yang diizinkan, sehingga tidak melanggar aturan,” Mayo, Selasa (3/6/25).

Salah satu yang paling krusial adalah potensi risiko banjir akibat pengelolaan lahan tebu. Sisi lain Mayo meyakinkan, bahwa tebu memiliki kemampuan menyerap air dan teknik terasiring sudah diterapkan untuk mencegah banjir.

Namun, tebu dikenal memiliki daya serap air yang rendah, terutama saat musim panen ketika lahan gundul, sehingga berpotensi memperparah risiko banjir di daerah hilir. “Sejauh ini record-nya tebu sangat aman,” katanya singkat.

Toher, warga Dusun Kalibanter, Desa Kalipenggung mengungkapkan, kejadian banjir pada bulan puasa kemarin. Pada saat musim hujan, daerah tempat tinggalnya sering kebanjiran.

“Kalau dulu belum pernah banjir, semenjak lahan beralih fungsi jadi tebu ini, baru kami merasakan banjir,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 47 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

PWI Probolinggo Raya dan Kejari Sepakat Kolaborasi Tingkatkan Literasi Masyarakat

4 Juni 2025 - 23:43 WIB

Pembangunan Infrastruktur Selesai, TMMD ke-124 di Jember Resmi Ditutup

4 Juni 2025 - 23:36 WIB

Ekonomi Labil Picu Tingginya Perceraian di PA Kraksaan, Satu Bulan Ada 443 Perkara

3 Juni 2025 - 19:19 WIB

Pemkot Probolinggo Sidak Hewan Kurban jelang Idul Adha, ini Temuannya

3 Juni 2025 - 19:07 WIB

Kontroversi Lahan Dikuasai PT Kalijeruk: 1.197 Hektare atau 9,6 Hektare?

2 Juni 2025 - 18:12 WIB

Warga Tiga Desa Geruduk DPRD Lumajang, Protes Alih Fungsi Lahan oleh PT Kalijeruk Baru

2 Juni 2025 - 10:34 WIB

Terdampak Kekeringan, Warga Tulupari Probolinggo Alami Krisis Air Bersih

1 Juni 2025 - 09:25 WIB

Hari Lanjut Usia Nasional 2025, Seribuan Warga di Jember Ikuti Operasi Katarak Massal

31 Mei 2025 - 18:53 WIB

Libur Panjang, Puluhan PJL Jaga Titik Rawan Jalur Kereta Api

30 Mei 2025 - 18:18 WIB

Trending di Sosial