Menu

Mode Gelap
Dipanggil DPRD, Satpol PP Probolinggo Akui Lalai Awasi Peredaran Miras Sebulan Jelang Idul Adha, Harga Sapi Mulai Meroket Honda HRV Sasak Beat di Jember, Satu Penumpang Luka Parah Kisah Haru Siti Aminah, Balita 3 Tahun di Lumajang, Berjuang Melawan Penyakit Berat Bupati Lumajang Tegaskan Lindungi Hak Buruh dan Siap Beri Sanksi Tegas untuk Perusahaan Nakal Amphitheater Ranu Pani Miliaran Rupiah Tak Bermanfaat bagi Lumajang

Lingkungan · 7 Mei 2025 17:10 WIB

Amphitheater Ranu Pani Miliaran Rupiah Tak Bermanfaat bagi Lumajang


					Amphitheater di Ranu Pani yang dibangun Dinas Pariwisata Lumajang.  (Foto: Istimewa). Perbesar

Amphitheater di Ranu Pani yang dibangun Dinas Pariwisata Lumajang. (Foto: Istimewa).

Lumajang, – Pembangunan amphitheater di Ranu Pani yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Lumajang dengan dana puluhan miliar dari pemerintah pusat kini tidak bisa dinikmati Pemkab Lumajang.

Aset hasil pembangunan tersebut kini dikelola sepenuhnya oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tanpa keterlibatan atau pengelolaan dari pemerintah desa maupun Pemkab Lumajang.

Ketua Kadin Lumajang Agus Setiawan mengatakan, meskipun dana besar telah dihabiskan, tidak ada manfaat ekonomi langsung yang dirasakan oleh masyarakat atau Pemkab Lumajang.

Pengelolaan yang sepihak oleh TNBTS membuat potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pertumbuhan ekonomi lokal sulit terwujud.

“Bahkan, Dinas Pariwisata membuang-buang anggaran tanpa mendapatkan feedback atau keuntungan yang sepadan,” kata Agus.

Selain itu, kata dia, pengelolaan kawasan TNBTS yang ketat dan eksklusif membuat Dinas Pariwisata dan masyarakat sekitar sulit berperan aktif dalam pengembangan wisata.

Hal ini mempersempit peluang kolaborasi dan investasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan warga lokal.

“Menghibahkan anggaran, mungkin jumlahnya puluhan miliar ke TNBTS tanpa ada feedback ke Kabupaten Lumajang adalah pemborosan,” tuturnya.

Agus Setiawan menambahkan, kondisi tersebut juga menimbulkan kekhawatiran bahwa pembangunan fisik semata tidak cukup tanpa adanya tata kelola yang transparan dan inklusif.

“Pembangunan amphitheater yang seharusnya menjadi sarana pengembangan pariwisata dan budaya malah menjadi aset yang kurang memberikan nilai tambah bagi daerah,” tuturnya.

Hingga berita ini ditayangkan, upaya konfirmasi terkait persoalan pembangunan amphitheater di Ranu Pani yang menjadi sorotan publik menemui kendala. Saat dihubungi melalui sambungan telepon, Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang tidak memberikan tanggapan apapun. (*)

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 378 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Disurvei Pemprov Jawa Timur, Pemkab Probolinggo Berharap Jembatan Rusak Segera Diperbaiki

6 Mei 2025 - 14:19 WIB

Penutupan Tambak Udang Penyebab Limbah Hanya Janji, Warga Surati Pemkab dan DPRD Jember

30 April 2025 - 13:40 WIB

Pemkab Probolinggo Kebut Perbaikan Jembatan Rusak, Gunakan Dana Kedaruratan

28 April 2025 - 20:00 WIB

Lindungi Pengguna Jalan, KAI Jember Pasang Portal di Perlintasan Berbahaya

23 April 2025 - 04:52 WIB

Hippa di Lumajang Keluhkan Efektivitas Dam Boreng

22 April 2025 - 19:41 WIB

Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M

18 April 2025 - 09:29 WIB

Warga Khawatir, Tanggul Penahan di DAS Gunung Semeru di Sumberwuluh Terkikis

15 April 2025 - 14:15 WIB

Musim Penghujan di Kota Probolinggo Diprediksi Berakhir Akhir April 2025

15 April 2025 - 02:58 WIB

Jembatan Pajarakan Diperbaiki, ini Jalur Alternatif untuk Hindari Kemacetan

14 April 2025 - 13:23 WIB

Trending di Lingkungan