Menu

Mode Gelap
Bupati Lumajang Tegaskan Larangan Tahan Ijazah dan Wajib Patuhi UMK Ditengah Efisiensi, Pemkot Probolinggo Digerojok Anggaran Rp40 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Hari Buruh Internasional, Mahasiswa dan Pekerja Lurug Gedung DPRD Jember Futsal Gagal Melenggang, KONI Kota Probolinggo Sisakan 32 Cabor di Porprov Jatim 2025 Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun Peringati Hari Buruh, Pemkab Probolinggo Ajak Serikat Pekerja dan Pengusaha Perkuat Kolaborasi

Regional · 3 Jan 2025 09:35 WIB

Ngeri! Kasus PMK di Lumajang Papar 900 Ekor Sapi


					Ilustrasi sapi yang berpotensi terpapar virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Perbesar

Ilustrasi sapi yang berpotensi terpapar virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Lumajang,- Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Lumajang kembali merebak. Sejak November hingga Desember 2024, sebanyak 900 ekor sapi terpapar penyakit ini.

Salah satu peternak sapi di Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Ni’am mengaku ternaknya sudah dua bulan ini terkena virus PMK.

“Sudah dua bulan ini sapi saya sakit-sakitan. Dikasih makan susah, gak mau berdiri, dan sekarang masih proses pengobatan,” kata Ni’am saat dikonfirmasi, Jumat (3/1/25).

Tidak hanya Ni’am, Sutari warga Desa Kunir mengatakan hal senada. Menurutnya, sapinya sudah ada yang mati sementara sapi yang masih hidup, tidak memiliki nafsu makan.

“Ya gimana ya, tadinya sapi ini mau saya jual untuk biaya rehab rumah. Tapi belum rejeki, sapinya ada yang mati dan tinggal satu, tapi ya sakit-sakitan juga,” jelasnya.

Kepala Bidang Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang,  Endra Novianto mengakui jika kasus PMK di Lumajang sudah meluas.

Bahkan jumlah hewan yang terpapar sudah mencapai ratusan. “Kalau di Lumajang sekitar dua bulan terakhir ini antara 800 – 900 ekor sapi yang terserang virus PMK,” terang Endra.

Penyebaran kasus tersebut, jelas dia, tidak hanya di wilayah Lumajang. Bahkan mayoritas ternak di Jawa Timur, juga sudah banyak yang terserang virus PMK.

“Faktor utamanya ya karena memasuki musim hujan. Habis panas langsung turun hujan,” cetus Endra.

Disamping itu, sambungnya banyaknya hewan ternak yang keluar masuk Lumajang juga menjadi salah satu penyebab penularan PMK.

“Disamping itu, ternak sapi kan keluar masuk ke Lumajang, jadi itu yang menjadi salah satu penyebabnya,” pungkasnya. (*)

 


Editor: Mohammad S

Publisher: Keyra


Artikel ini telah dibaca 158 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kuota Haji Lumajang 2025 Menurun

1 Mei 2025 - 17:10 WIB

Mengenal Mini Boat Racing, Lomba Perahu Mini Khas Desa Banjarsari Probolinggo

28 April 2025 - 20:59 WIB

Mengenal Lebih Dekat Sejarah Kereta Api di Lumajang, dari Masa Kolonial hingga Sekarang

26 April 2025 - 18:23 WIB

Jalur Kereta Api di Lumajang Masa Kolonial, Tingkatkan Produksi dan Distribusi Komoditas Ekspor

20 April 2025 - 14:04 WIB

Mengenal Sejarah Transportasi Kereta Api di Lumajang pada Masa Kolonial Belanda

19 April 2025 - 12:52 WIB

Pemerintah Lumajang Dukung Usulan Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Lumajang

13 April 2025 - 13:21 WIB

Kereta Api Masih Favorit, Penumpang di Daop 9 Capai 117.208 Orang Selama Arus Balik

10 April 2025 - 22:04 WIB

Hadapi Puncak Arus Balik, ini Antisipasi KAI Daop 9 Jember

5 April 2025 - 20:16 WIB

Penumpang Terminal Bayuangga Tembus 70.467 Orang, Turun 10 Persen dari Tahun Lalu

5 April 2025 - 17:10 WIB

Trending di Regional