Menu

Mode Gelap
Angka Kemiskinan Kota Probolinggo Tahun 2025 Turun Jadi 5,69 Persen, Masuk 6 Besar di Jatim Lumajang Beradaptasi dengan Efisiensi Anggaran, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Wanita di Winongan Dihadang Begal, Motor, HP, dan Uang Tunai Amblas Penerbangan Perdana Jember–Jakarta Kembali Ditunda, Dijadwalkan 23 September 2025 Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing Pembangunan Tak Boleh Molor, DPRD Lumajang Kawal Serapan Anggaran Hingga Tuntas

Ekonomi · 1 Agu 2024 19:57 WIB

Plasi Cekik Petani Ditengah Anjloknya Harga Bawang Merah di Probolinggo


					MELIMPAH: Hamparan bawang merah tengah dijemur pedagang di Pasar Bawang Dringu Kabupaten Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani) Perbesar

MELIMPAH: Hamparan bawang merah tengah dijemur pedagang di Pasar Bawang Dringu Kabupaten Probolinggo. (foto: Hafiz Rozani)

Probolinggo,- Turunnya harga bawang merah di Probolinggo membuat petani kelabakan. Selain harga yang rendah, petani juga menghadapi angka plasi yang tinggi untuk setiap penjualan bawang merahnya.

Plasi atau pemotongan timbangan di Pasar Bawang Dringu Kabupaten Probolinggo saat ini sudah mencapai 16 hingga 18 persen per satu kuintalnya.

Sejatinya beberapa waktu lalu, angka plasi telah disepakati maksimal 10 persen. Namun dalam perjalanannya, kesepakatan ini tak lagi dijalankan, bahkan cenderung memberatkan petani.

Petani bawang merah, Sutaman menyebut, plasi yang tinggi ini biasanya diterapkan saat harga bawang merah sedang murah seperti saat ini.

Kemudian plasi tersebut diterapkan saat ppembeli atau tengkulak membeli bawang merah dengan cara dibayar tunai (cash).

“Dengan plasi yang tinggi mencapai 16 hingga 18 persen, maka pembeli akan mendapat 16 hingga 18 kilogram per satu kuintal bawang merah yang dibeli dari petani,” kata Sutaman, Kamis (01/08/24).

Angka plasi di Probolinggo ini terbilang tinggi daripada daerah lain penghasil bawang merah seperti Nganjuk, Bali, Bima yang menerapkan plasi maksimal lima persen.

Sutaman berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo kembali turun tangan untuk mengatasi tingginya plasi, setidaknya maksimal 10 persen.

“Sebab jika lebih dari angka tersebut akan membebani petani bawang merah, khususnya saat harga bawang merah sedang anjlok,” ungkap petani asal Desa Watuwungkuk, Kecamatan Dringu ini.

Harapan yang sama disampaikan petani lainnya, Saifullah. Menurut petani asal Desa Tamansari, Kecamatan Dringu ini, plasi yang tinggi membuat petani semakin rugi.

“Saya harap, plasi bawang merah di Probolinggo ini maksimal 10 persen saja, karena akan merugikan petani jika plasi terlalu tinggi,” cetus dia.

Diketahui harga bawang merah di Pasar Bawang Kecamatan Dringu Per 1 Agustus 2024, Rp7 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram (kg) untuk ukuran kecil.

Kemudian bawang merah ukuran sedang, Rp11 ribu hingga Rp14 ribu/kg. Lalu ukuran besar sampai jenis super, harga jualnya Rp15 ribu hingga Rp20 ribu/kg. (*)

 

 


Editor: Ikhsan Mahmudi

Publisher: Nuri Maulida


 

Artikel ini telah dibaca 168 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Beras Lokal dan SPHP Bisa Berdampingan, Bukan Harus Bersaing

18 September 2025 - 17:22 WIB

Cold Storage dan D’Ozone, Senjata Baru Lumajang Jaga Mutu dan Harga

18 September 2025 - 16:33 WIB

Pasokan Berkurang, Harga Daging Ayam Potong di Probolinggo Tembus Rp40 Ribu/Kg

18 September 2025 - 14:58 WIB

Harga Naik, Pembeli Menyusut, Pedagang Pasar Pasirian Keluhkan Sepinya Pembeli

17 September 2025 - 20:39 WIB

Berkah MTQ XXXI Jatim, Ekonomi UMKM di Jember Ikut Tumbuh

17 September 2025 - 19:24 WIB

Kue Pasar Jadi Konsumsi MTQ XXXI Jatim, Pedagang Tradisional Jember Kebanjiran Pesanan

15 September 2025 - 14:57 WIB

Serapan Gula Petani tak Maksimal, Wagub Emil Tinjau PG Gending Probolinggo

9 September 2025 - 23:54 WIB

Harga Tembakau Kasturi Turun, Petani Lumajang Tetap Sumringah

9 September 2025 - 21:05 WIB

Penyerapan Pupuk Organik di Lumajang Rendah, Alokasi Berpotensi Dikurangi

8 September 2025 - 18:54 WIB

Trending di Ekonomi