Menu

Mode Gelap
Pendapatan Pajak Pasir Baru Capai Rp8 Miliar hingga Juli, Masih Jauh dari Target Penambang Protes Tambahan Opsen Rp8.750, Pemerintah Tetap Jalankan Amanat UU No.1/2022 Ada Nilai Filosofis Calon Arang dalam Pementasan Seni Menyuarakan Dharma Kapolres Probolinggo Tinjau Lokasi Terdampak Gempa di Tiris, Salurkan Bantuan Top Up Barcode Subsidi Wajib Lewat Bank Jatim, Penambang Pasir Lumajang Kini Harus Legal Top Up Barcode Subsidi Harus Lewat Verifikasi Izin Tambang, BPRD Terapkan Skema Baru

Lingkungan · 21 Jun 2019 10:34 WIB

Derita Warga Kalibuntu, Tiap Tahun Diterjang Rob


					Derita Warga Kalibuntu, Tiap Tahun Diterjang Rob Perbesar

PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Pemukiman padat penduduk di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, diterjang banjir rob, Jum’at (21/6/2019). Banjir terjadi karena gelombang air laut yang sedang pasang naik ke pemukiman.

Salah satu warga, Mustakim menjelaskan, banjir rob ini sudah dirasakan warga sejak Kamis (20/6/2019) pagi kemarin. Selain merendam jalan perkampungan, genangan air juga memasuki rumah warga.

“Rob ini terjadi setiap tahun, dimulai sejak bulan April, Mei, Juni hingga Juli. Namun banjir rob yang lebih besar, biasanya terjadi selama tiga hari dalam setiap bulan, terhitung mulai tanggal 12 sampai 15 bulan Jawa,” kata Mustakim.

Ia menambahkan, kali ini banjir rob yang merendam desanya terbilang kecil. Hal itu terlihat dari debit air laut yang hanya memasuki halaman dan tambak rumah warga sekitar dengan ketinggian tak sampai 50 sentimeter.

Suasana perkampungan warga Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo yang diterjang banjir rob. (Foto : Moh. Rochim)

“Sekarang ini terbilang kecil, tidak sampai masuk ke rumah-rumah. Itu air lautnya masuk melalui tangkis pembatas sungai yang jebol,” Mustakim menjelaskan.

Salah satu warga lain, Sulaiman (46) mengaku sangat terganggu dengan banjir rutin yang terjadi di desanya. Ia tak habis pikir, banjir tersebut selalu menjadi momok yang mengganggu aktifitas warga jika air laut sedang pasang.

“Ini sudah tiap tahun terjadi bahkan setiap bulan. Tapi kok gak ada antisipasi ya? Tanggul yang jebol dibiarkan saja, tidak dibangun lagi,” keluh dia.

Ia berharap, pemerintah daerah dapat merasakan derita warga yang selalu kebanjiran lalu melakukan pencegahan agar banjir tak lagi terjadi.

“Ya tanggul pembatas rumah dengan sungai atau laut dibangun lah, ditinggikan. Kalau banjir terus, warga banyak yang gatal-gatal,” tutup Sulaiman. (*)

 

Penulis : Mohamad Rochim
Editor : Efendi Muhammad

 

Artikel ini telah dibaca 28 kali

badge-check

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ada Pengendara Mabuk, Dua Pemotor Adu Banteng di Kota Probolinggo, Satu Tewas

20 Juli 2025 - 02:13 WIB

Gempa di Tiris Probolinggo Terjadi 64 Kali, Rusak 21 Rumah

19 Juli 2025 - 15:29 WIB

Korban Terakhir Perahu Pemancing di Perairan Lekok Ditemukan, Operasi SAR Dinyatakan Selesai

18 Juli 2025 - 17:55 WIB

Mayat Pria Asal Madiun Ditemukan di Saluran Sungai Sukodermo Pasuruan

18 Juli 2025 - 16:57 WIB

Gempa Magnitudo 1,9 Guncang Tiris Probolinggo, Lima Rumah Warga Rusak

18 Juli 2025 - 16:25 WIB

Jalur Pendakian Gunung Semeru Ditutup Sementara, 17-26 Agustus

18 Juli 2025 - 14:12 WIB

Revitalisasi Pasar Besar Pasuruan Tahap II Dimulai Tahun Ini, Anggaran Capai Rp6,4 Miliar

17 Juli 2025 - 15:38 WIB

Diduga Akibat Korsleting, Tiga Mobil Warga Sukorejo Hangus Terbakar

17 Juli 2025 - 14:29 WIB

Dari Hulu ke Hilir: Menyusun Ekosistem Mitigasi di Tengah Perubahan Iklim

16 Juli 2025 - 12:26 WIB

Trending di Lingkungan