PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Musim hujan yang sudah berlangsung sejak 3 bulan lalu, benar-benar membuat para perajin batu bata merah di Kabupaten Probolinggo kelabakan. Sebab, kerajinan yang mereka tekuni tersendat akibat terkendala cuaca.
Salah satu perajin batu bata merah, Asy’Ari (63) menuturkan, saat musim penghujan produksi batu bata menurun drastis. Jika proses cetak hingga pembakaran hanya butuh 4 hari saat musim kemarau, saat ini produksi batu bata membutuhkan waktu empat kali lipat.
“Biasanya empat hari selesai, sekarang butuh dua minggu, baru bisa kering. Itupun kalau hujan tidak setiap hari,” kata Asy’ari saat ditemui di lokasi pembuatan batu bata, Selasa (5/2/2019).
Pria asal Desa Sentong, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo ini menambahkan, dalam sehari ia dibantu 3 orang pekerja mampu mencetak sedikitnya 1500 batu bata. Namun saat ini, produksi macet. Sebab, proses pengeringan batu bata berlangsung lama.
“Kami kewalahan memenuhi pesanan batu bata. Kalau yang pesan hanya untuk kebutuhan membangun rumah biasa, kami bisa penuhi. Tetapi kalau borongan untuk proyek bangunan skala besar, kami kewalahan,” terangnya.
Ditanya soal harga batu bata, pria dengan 2 anak ini menjelaskan, harga batu bata saat ini tidak berubah dibandingkan dengan harga saat musim kemarau lalu. Adapun pembelinya, kebanyak warga yang hendak membangun rumah baru.
“Harga tidak ada perubahan sama sekali, tetap seperti biasanya. 1000 biji batu bata tetap kami patok seharga Rp. 350 ribu. Kalau borongan atau diantar ke lokasi yang jauh, ya ada biaya tambahan,” tuturnya. (*)
Penulis : Moh Ahsan Faradies
Editor : Efendi Muhammad
Tinggalkan Balasan