PROBOLINGGO-PANTURA7.com, Fenomena bayi yang terlahir tanpa anus di Kota Probolinggo bukan yang pertama kali, dan banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Bayi tanpa anus merupakan salah satu kelainan yang paling sering ditemukan pada bayi yang baru lahir.
Lalu, apa penyebab dari kelainan yang membuat bayi lahir tanpa memiliki anus?
Menurut dr Novi Rahayu Arianti SpA, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Muhammadiyah Kota Probolinggo, kelainan seperti ini belum ditemukan secara pasti apa penyebabnya. Pasalnya bersifat multifaktoral atau macam-macam.
Dokter yang akrab disapa Novi ini mengatakan, kelainan bayi tanpa anus disebut juga Atresia ani atau disebut juga anus imperforata adalah salah satu jenis cacat lahir yang terjadi saat usia kehamilan mencapai 5-7 minggu. Di mana perkembangan bentuk rektum (bagian akhir usus besar) sampai lubang anus tidak sempurna. Kondisi ini terjadi pada 1 dari 5.000 bayi, dan merupakan kondisi serius yang perlu ditangani segera dengan operasi.
Pada kondisi normal, lubang anus, saluran kemih, dan kelamin janin terbentuk pada usia kehamilan tujuh hingga delapan minggu melalui proses pembelahan dan pemisahan dinding-dinding pencernaan janin. Gangguan pada masa perkembangan janin inilah yang akan menyebabkan atresia ani.
Lanjut Novi, apabila diketahui si anak yang lahir tidak memiliki anus, kondisi seperti itu masuk ke dalam kondisi gawat darurat, dan harus segera dilakukan operasi.
“Kondisi seperti ini masuk ke dalam kondisi gawat darurat dan harus segera dilakukan operasi dalam waktu 24 jam,” katanya saat ditemui PANTURA7.com di kantornya Jalan Panglima Sudirman pada Kamis (17/1/2019).

Ahmad Husen saat dikasi susu oleh ibunya. (Foto : Rahmad Soleh)
Biasanya operasi anus tersebut hanyalah bersifat sementara. Karena apabila dilakukan pengecekan pada anus, usus si anak jauh dari lubang anus, maka harus dibikin anus buatan.
Atau, orangtua dapat meminta kepada dokter untuk segera dilakukan kolostomi atau pembuatan lubang buatan di bagian bawah perut untuk membuang kotoran yang ada di dalam tubuh si anak.
Nah yang terjadi pada Ahmad Husen, bayi berusia dua bulan asal Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan adalah tak hanya lahir tanpa anus. Namun juga dilengkapi dengan pneumonia atau radang paru sehingga membuat pernafasan bayi sesak dan badannya panas.
Kendati sudah operasi pertama, Husen harus mengikuti rangkaian operasi selanjutnya. Yakni menutup lubang kolostomi atau anus sementara di perut untuk kemudian pembuatan anus sesuai tempatnya namun menunggu berat bayi sampai 10 kilogram.
Saat ini Husen tengah dirawat di RSIA Muhammadiyah untuk proses penyembuhan radang paru yang dideritanya. Ia menyebut demam Husen sudah turun, hanya saja sesaknya masih proses penyembuhan.
Yang dibutuhkan Husen saat ini adalah susu khusus protein tinggi (ekstensif hidrolisa protein) dan mengandung MCT (lemak rantai pendek) namun harganya yang lumayan mahal.
Ia pun pengimbau pada ibu hamil agar bisa meminimalisir terjadinya bayi lahir tanpa anus di antaranya. Rutin mengecek kehamilan melalui USG, kontrol melakukan screening sebelum hamil agar tidak terkena virus rubella dan toksoplasma . (*)
Penulis: Rahmad Soleh
Editor: Ikhsan Mahmudi
Tinggalkan Balasan